RADARTANGSEL – Budi Gunadi Sadikin selaku Menteri Kesehatan Republik Indonesia mengatakan bahwa kanker yang diketahui melalui deteksi dini memiliki peluang sembuh sebesar 90%.
Ia menyampaikan hal ini saat menghadiri pameran seni untuk memperingati Hari Kanker Sedunia yang digelar di Tangerang pada Minggu (4/2).
“Satu yang paling penting, harus deteksi dini. Kalau ketahuannya cepat, 90 persen bisa sembuh. Kalau ketahuannya terlambat 90 persen, wafat,” ujarnya.
Meskipun begitu, persentase kematian akibat kanker di Indonesia masih cukup tinggi, salah satunya adalah kanker payudara yang terlambat di deteksi.
“Untuk breast cancer, masih banyak wanita yang belum menerima kenyataan kalau terkena kanker payudara. Jadi, mereka tidak mau deteksi dini, padahal kalau ketahuannya telat bisa meninggal. Kita sekitar 70 persen ketahuannya telat,” kata Menkes Budi.
Pemerintah Indonesia diketahui terus melakukan berbagai upaya untuk mendorong kegiatan deteksi dini segala jenis kanker.
Sejak tahun 2022, pemerintah Indonesia telah melengkapi 10.000 puskesmas dengan alat USG untuk deteksi dini kanker payudara.
Selain itu, pemerintah juga telah menyediakan imunisasi HPV dan HPV DNA Test dalam upaya menangani kanker serviks pada wanita.
Lalu memasang alat CT-Scan di 514 rumah sakit di 514 kabupaten/kota di Indonesia untuk penanganan kanker paru.
Terakhir, pemerintah akan menyediakan alat koloniskopi untuk mengatasi kanker usus besar yang merupakan penyebab kematian tertinggi kedua pada laki laki.
Melalui berbagai aksi tersebut, Menkes berharap deteksi dini bisa dimaksimalkan untuk mencegah kematian bagi pada penderita penyakit tersebut.
“Ayo, deteksi dini, jangan lihat kanker itu sebagai sesuatu yang menakutkan, tapi lihat kanker sebagai suatu yang memberikan harapan, optimisme, dan pasti bisa disembuhkan, asal kita mau deteksi dini,” tandasnya.
