RADARTANGSEL – Tungku smelter milik PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) di kawasan industri Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah (Sulteng), dikabarkan meledak.
Pada peristiwa tersebut, belasan orang dikabarkan tewas serta puluhan lainnya mengalami luka-luka dan harus mendapatkan perawatan intensif.
Media Relations Head PT IMIP Dedy Kurniawan menjelaskan, perkembangan terbaru hingga pukul 15.00 Wita situasi di tempat kejadian sudah terkendali.
Dedy menambahkan, jumlah korban meninggal dunia bertambah satu orang, sehingga total yang terkonfirmasi yakni 13 orang, terdiri atas lima tenaga kerja asing (TKA) asal Tiongkok dan delapan tenaga kerja Indonesia (TKI).
Sementara itu, lanjut Dedy Kurniawan, 39 orang mengalami luka-luka atas peristiwa tersebut telah mendapat perawatan intensif.
Menurut laporan pihak perusahaan, kata Dedy, korban terluka umumnya terkena uap panas dari tungku smelter.
Kronologi peristiwa ini terjadi pukul 06:15 Wita. Tungku feronikel nomor 41 masih ditutup karena sedang proses pemeliharaan.
“Saat sedang proses perbaikan, terdapat sisa slag dalam tungku yang keluar lalu bersentuhan dengan barang-barang yang mudah terbakar di lokasi tersebut,” terang Dedy dalam keterangannya, Minggu (24/12).
Ikatan dinding tungku yang runtuh dan sisa besi terak mengalir keluar hingga menyebabkan kebakaran, akibatnya pekerja yang berada di lokasi mengalami luka-luka hingga menimbulkan korban jiwa.
Pascakecelakaan, penyelamatan di lokasi segera dilakukan pihak perusahaan dengan membentuk tim penanganan kecelakaan dan dampaknya.
“Tim yang dibentuk sebagai respons cepat atas kasus kecelakaan di lokasi pabrik PT ITSS,” kata Dedy Kurniawan.
Manajemen PT IMIP juga telah menanggung seluruh biaya perawatan korban, termasuk kenyamanan emosional kepada keluarga korban dan analisis kecelakaan.
Menurut Dedy, tim PT IMIP tengah berkoordinasi dengan pihak terkait, antara lain Safety ITSS, satuan pengamanan objek vital nasional (PAM Obvitnas) Kawasan IMIP.
“Polda Sulteng, Danrem 132/Tadulako, dan jajaran pemerintah Kecamatan Bahodopi dan Pemerintah Kabupaten Morowali,” pungkas Dedy.