RADARTANGSEL – Akademisi Universitas Al-Azhar Indonesia, Suparji Ahmad mengatakan bahwa kompetisi Piala Euro dan Copa America menjadi perhatian masyarakat Indonesia di tengah masa PPKM. Menurutnya, kejuaraan si kulit bundar itu menjadi hiburan di tengah pandemi.
“Piala Euro dan Copa America menjadi tontonan yang menarik dan menghibur di tengah kondisi pandemi Covid-19. Final euro antara Italia vs Inggris dan Copa Amerika antara Argentina vs Brasil dan Argentina sebagai juaranya merupakan partai puncak yang ideal.
Semua pertandingan berjalan sangat menarik, dramatis dan heroik” kata Suparji dalam keterangan persnya, Minggu (11/7).
Ia menegaskan bahwa masyarakat bisa mengambil pelajaran dari pertandingan di dua kejuaraan tersebut. Misalnya soal solidaritas dan sportivitas.
“Terkait solidaritas, kita bisa melihat bagaimana saat pemain Denmark, Eriksen rubuh di lapangan hijau. Dengan sigap, pemain baik kawan maupun lawan memberikan solidaritas terhadap Eriksen,” terangnya.
Soal sportivitas, bangsa ini bisa belajar dari pelukan Neymar dan Messi pasca pertandingan dimenangkan Argentina. Artinya, kata Suparji, rivalitas itu ada masanya dan sportivitas itu selamanya.
“Setelah pertandingan, langsung bergandengan, itulah sportivitas. Tidak berlarut-larut dalam kekalahan, segeralah kembali pada fungsi masing-masing,” ucapnya.
Oleh sebab itu, ia berharap bangsa Indonesia menjunjung rasa sportivitas dan solidaritas. Jika masyarakat sudah sadar akan hal itu, Suparji yakin Indonesia akan menjadi bangsa yang besar.
Di tengah situasi yang sulit karena pandemic covid 19 dan PPKM darurat diperlukan adanya kesadaran secara otentik semua pihak, penertiban kebijakan ppkm harus dengan humanis, peran dari masing-masing stakeholder harus bersifat kolaboratif.
“Saling menghormati dan saling menghargai serta tidak boleh ada yang jumawa sebagai juara karena pesta juara hanya sesaat yakni ketika naik podium juara,” tandasnya. (BD).