RADARTANGSEL – Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menyampaikan duka cita mendalam atas musibah yang menimpa penerbangan Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta – Pontianak yang hilang kontak sejak pukul 14.40 WIB di sekitar Kepulauan Seribu, Jakarta. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memastikan pesawat Sriwijaya Air jatuh di sekitar perairan Pulau Seribu. Pencarian terhadap penumpang dan kru pesawat, sekaligus pencarian dan pengumpulan bagian pesawat, khususnya black box, masih terus dilakukan.
“Kementerian Perhubungan dan Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) harus menyelidiki kejadian ini secara serius. Sebagai evaluasi terhadap standar prosedur pengoperasian pesawat, sekaligus keselamatan dalam bertransportasi. Biarkan penyelidikan berjalan dengan penuh tanggungjawab tanpa ada intervensi atau gangguan dari pihak manapun. Hal ini demi kebaikan kita bersama di masa mendatang,” ujar Bamsoet di Jakarta, Sabtu malam (9/1).
Ketua DPR RI ke-20 ini mengajak masyarakat untuk tidak berspekulasi terhadap musibah ini. Serahkan sepenuhnya kepada Kementerian Perhubungan dan KNKT. Mengingat spekulasi hanya akan merugikan karena mendatangkan salah persepsi dan tidak menutup kemungkinan malah mendatangkan hoax yang akan membuat keluarga penumpang Sriwiyaya Air SJ 182 semakin resah.
“Biarkan Kementerian Perhubungan dan KNKT bekerja mendalami penyebab musibah ini. Disana terdapat banyak pakar penerbangan yang memiliki kompetensi. Kinerjanya tidak perlu diragukan. Masyarakat harus berhati-hati, khususnya terhadap info yang beredar di media sosial. Jangan tambah duka cita ini dengan info yang menyesatkan dan meresahkan,” terang Bamsoet.
Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini juga meminta pihak Sriwijaya Air untuk menyiapkan penanganan situasi terburuk seandainya seluruh penumpang tidak bisa ditemukan dalam kondisi selamat. Salah satunya dengan membangun komunikasi yang terbuka dengan pihak keluarga korban.
“Duka cita mereka adalah duka kita bersama. Kesedihan mereka harus kita tanggung bersama. Jangan sampai keluarga penumpang terombang-ambing karena tidak mendapatkan penjelasan yang utuh dan terbuka dari pihak maskapai maupun pemerintah,” pungkas Bamsoet. (BD).